Harga Sewa Pesawat Garuda 4 Kali Lebih Mahal dari Rata-rata Dunia, Erick Thohir: Harus Bisa Negosiasi
ILUSTRASI/PESAWAT GARUDA INDONESIA/DOK VIA ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Harga sewa pesawat Garuda Indonesia lebih mahal empat kali lipat atau 26 persen dari rata-rata harga di dunia. Menteri BUMN Erick Thohir pun menyoroti kemampuan direksi Garuda dalam melakukan negosiasi dengan lessor terkait penyewaan pesawat tersebut.

Erick mengatakan dalam proses pengadaan pesawat, para lessor menyadari harga yang mereka patok untuk Garuda Indonesia tercatat mahal. Erick Thohir menilai harga sewa pesawat yang terbilang mahal tersebut merupakan bentuk diskriminasi dalam bisnis.

Erick juga mengatakan upaya negosiasi yang dilakukan manajemen Garuda Indonesia masih sangat lemah. Karena itu, dia meminta direksi emiten berkode saham GIAA tersebut untuk melek negosiasi.

"Mungkin lessor-lessor ini menyadari ketika mereka melakukan tadi, diskriminasi harga sewa Indonesia dengan negara lain. Tentu apa yang harus kita koreksi? Direktur direksi Garuda juga melek negosiasi, sama juga dengan gonjang-ganjing perubahan ekonomi dunia. Kita menteri-menteri harus berani yang terdepan melakukan negosiasi untuk bangsa kita," katanya dalam acara Digital Technopreneur Fest & Socio Technopreneur Campus, Jumat, 19 November.

Diberitakan sebelumnya, Erick mengatakan, saat ini anak usaha Garuda Indonesia, Citilink Indonesia mengikuti langkah induk perusahaannya melakukan pengembalian 3 armada pesawatnya kepada lessor.

Menurut Erick, saat ini Citilink Indonesia hanya mengoperasikan 44 pesawat dari 61 armada pesawat yang dimiliki. Bahkan, Erick mengungkapkan kemungkinan pengurangan Pesawat akan terus dilakukan pemegang saham bila harga dan bunga sewa pesawat masih tinggi.

"Saya sudah cek Citilink. Punya pesawat 61, 3 diambil lessor. Saya sudah bicara dengan Dirut, ya kalau harganya kemahalan diambil saja. Tetapi Citilink dari 61 pesawat juga diambil lessor masih ada 14 yang maintenance dan 44 masih terbang," tuturnya.

Sekadar informasi, sewa pesawat Garuda Indonesia yang jauh lebih mahal dari harga di market atau pasaran menjadi sorotan berbagai pihak. Terkait harga pesawat tersebut, Wamen BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengakui bahwa harga sewa pesawat Garuda empat kali lebih mahal dari rata-rata global.

Namun, Tiko, sapaan akrabnya mengatakan yang menyebabkan harga sewa pesawat lebih mahal tersebut karena tata kelola perusahaan yang buruk. Seperti diketahui bahwa KPK memutuskan adanya kasus korupsi di tubuh Garuda Indonesia di masa lalu.

"Ini juga menyebabkan kontrak-kontrak dengan lessor Garuda ini cukup tinggi dibanding dengan airlines lain. Bahkan ada data dari Bloomberg kalau kita bandingkan aircraft rental cost Garuda dibandingkan dengan revenue-nya Garuda termasuk yang terbesar," katanya dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Selasa, 9 November.

"Jadi aircraft rental cost dibagi revenue Garuda itu mencapai 24,7 persen, empat kali lipat dari global average. Ini kondisi Garuda," sambungnya.

Karena itu, kata Tiko, penyebab kinerja Garuda menurun satunya karena korupsi masa lalu. Kemudian, diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.

"Ini yang menjadi satu sistuasi yang sulit. Karena di satu sisi Garuda mempunyai cost structure yang tinggi, utangnya tinggi, dan revenue base tergerus signifikan karena pandemi. Jadi saya sering ditanya Garuda ini kinerjanya turun karena apa? Apakah karena korupsi atau pandemi? Ya dua-duanya, bukan salah satu," ucapnya.