Antara PAN dan NasDem, ke Mana Ridwan Kamil Berlabuh?
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kami; (Foto: Instagram @ridwankamil)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan siap menjadi calon presiden di Pilpres 2024 jika ada partai politik yang mendukungnya. Saat ini ada dua partai politik yang tengah melirik mantan wali kota Bandung itu. Yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Belakangan Ridwan Kamil dirumorkan akan bergabung ke PAN. Di sisi lain NasDem dianggap paling pas untuk pria yang akrab disapa Kang Emil itu lantaran lebih berjasa mengantarkannya memimpin Jawa Barat.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai jika Ridwan Kamil bergabung ke PAN tentu banyak keuntungan yang diperoleh PAN. Pasalnya, sebagian warga Jawa Barat yang selama ini mendukung Emil justru berpeluang beralih ke PAN.

"Mereka ini akan mengalihkan pilihannya kemana Ridwan Kamil berlabuh. Sebagian generasi muda juga mengagumi Ridwan Kamil. Mereka ini berpeluang juga menjadi pendukung PAN," ujar Jamiluddin dalam keterangan yang diterima VOI, Rabu, 13 Oktober.

Apabila sebagian warga Jawa Barat dan sebagian generasi muda mendukung Ridwan Kamil, lanjutnya, tentu akan dapat meningkatkan elektabilitas PAN. Meskipun peningkatan elektabilitas PAN diperkirakan tidak akan signifikan karena warga Jawa Barat dan sebagian generasi muda lainnya kemungkinan tidak akan mengikuti Ridwan Kamil.

"Mereka ini memang mengagumi Ridwan Kamil tapi tidak untuk PAN. Karena itu, mereka ini kemungkinan akan mencari sosok lain yang sejalan dengan idealismenya," jelasnya.

Dikatakan Jamiluddin, Ridwan Kamil akan lebih banyak ruginya bila masuk PAN karena sebagian besar pendukungnya akan kabur. Hal itu menurutnya, tampaknya tidak sebanding dengan keuntungan politik yang diperoleh Ridwan Kamil dari PAN.

"PAN memang dapat menjadi perahu bagi Ridwan Kamil dalam Pilpres 2024. Namun perolehan suara PAN pada Pileg 2019 relatif kecil untuk dapat mengusung Ridwan Kamil menjadi capres," terang Jamiluddin.

Oleh karena itu, tambahnya, kecil kemungkinan PAN dapat mengusung Ridwan Kamil menjadi capres. Sementara, partai lain tentu sulit berkoalisi dengan PAN hanya untuk menjadikan Ridwan Kamil menjadi capres.

Pasalnya, kata dia, elektabilitas Ridwan Kamil juga tidak terlalu moncer bila dibandingkan dengan Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.

Sehingga, jika Ridwan Kamil merapat ke PAN, peluang terbesarnya hanya untuk cawapres. Hal itu bakal terjadi bila PAN mampu melobi partai lain untuk berkoalisi.

"Karena itu, Ridwan Kamil lebih baik merapat ke partai lain yang perolehan suaranya pada pileg 2019 lebih besar dari PAN. Partai seperti ini lebih besar bargaining politiknya untuk mengantarkan Ridwan Kamil menjadi capres," kata Jamiluddin.

Jamiluddin menilai, NasDem tampaknya lebih pas untuk Ridwan Kamil. Sebab, ketika Ridwan Kamil mencalonkan jadi Gubernur Jawa Barat, partai besutan Surya Paloh itu menjadi pengusung utamanya.

"Jadi, sudah ada kedekatan khusus antara Nasdem dengan Ridwan Kamil," terang Jamiluddin.

Selain itu, kata dia, Ridwan Kamil terkesan lebih nasionalis sehingga akan sejalan dengan NasDem yang juga nasionalis.

"Kalau Ridwan Kamil masuk NasDem, para pendukungnya yang juga banyak nasionalis kiranya tidak akan menimbulkan banyak masalah. Para pendukung Ridwan Kamil berpeluang besar akan ikut juga ke NasDem," papar Jamiluddin.

Sementara, menurutnya, peluang Ridwan Kamil menjadi capres juga lebih besar karena hingga sekarang belum ada kader NasDem yang menonjol. Pasalnya, elektabilitas kader NasDem belum ada yang muncul.

"Tentu hal itu menjadi peluang besar bagi Ridwan Kamil untuk menjadi capres. Pilihan ini lebih baik bila memang Ridwan Kamil niatnya masuk partai politik untuk nyapres," tandas Jamiluddin.

Diketahui sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mengaku membuka diri untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Ia menyatakan siap maju jika ada pintu terbuka dari partai politik yang akan mendukungnya.

"Jadi 2024 dimana takdir saya jemput, tidak jadi tidak masalah. Tapi kalau ada sebuah pintu terbuka misalnya dari PAN saya bismillah," ujar Ridwan Kamil di acara Workshop Nasional Partai Amanat Nasional (PAN) di Bali, Selasa, 5 Oktober

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menceritakan, saat dirinya ditakdirkan menjadi Gubernur Jawa Barat. Ia mengatakan, menjadi pemimpin adalah ibadah sehingga ia menunggu takdir Tuhan berkehendak.

"Jadi kan saya Gubenur Jabar karena Allah kehendaki, Allah akan berhentikan juga karena Allah kehendaki," kata Emil.

Ridwan Kamil (Foto via Twitter @ridwankamil)

NasDem Pernah Tawarkan Ridwan Kamil Ikut Konvensi Capres

Pada Juni lalu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pernah menawarkan Ridwan Kamil mengikuti konvensi capres Partai NasDem.

Partai NasDem memang berencana untuk menggelar konvensi calon presiden. Gelaran ini rencananya digelar bekerja sama dengan partai lain untuk memenuhi syarat minimal ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, sejumlah petinggi NasDem mengatakan mereka tengah menjajaki komunikasi dengan partai-partai politik untuk menggelar konvensi bersama ini.

Selain Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga digadang-gadang mengikuti konvensi.

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali membenarkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah bertemu dengan Surya Paloh. Emil, sapaan Ridwan Kamil, sebelumnya menyampaikan hal ini di sela-sela kunjungannya di Palembang, Sumatera Selatan, pada Kamis, 3 Juni lalu.

Baik Emil maupun Ali tak merinci kapan pertemuan itu terjadi. Namun menurut Ali, Surya Paloh sudah beberapa kali menemui mantan Wali Kota Bandung itu.

Ahmad Ali pun mengakui ketua umumnya membahas ihwal rencana konvensi Partai NasDem dalam pertemuan dengan Emil. "Menyampaikan bahwa kami akan melaksanakan konvensi, mengajak untuk mengikuti konvensi, ya hal standar," kata Ali, Minggu, 6 Juni 2021.

Ali mengatakan, NasDem sudah memutuskan bahwa penetapan calon presiden dari partai akan digelar lewat jalur konvensi. Maka dari itu, kata dia, Surya Paloh tak membicarakan dukung-mendukung dengan orang per orang.

"Kalau pertemuan dengan tokoh politik, tokoh daerah, tidak dalam kontestasi dukung-mendukung pilpres, karena sudah ditetapkan akan lewat konvensi," kata dia.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Nusa Dua, Badung, Bali (Dafi/VOI)