Gus Miftah Akui Polemik Deddy Corbuzier Soal Santri Tutup Kuping Kesalahannya Juga
Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Tokoh agama Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) mengaku bahwa polemik yang tengah merundung Deddy Corbuzier adalah bagian dari kesalahannya.

Menurut dia, sebagai sosok mentor bagi Deddy dirinya juga merasa bertanggung jawab atas peristiwa ini.

“Ini saya pikir salah satu impact-nya juga ke saya, yang dianggap sebagai guru kamu. Jadi mungkin yang salah saya. Kalau tadi kamu minta maaf seperti itu, berarti ini juga bagian dari kegagalan saya sebagai guru. Artinya transfer knowledge antara saya dengan kamu barangkali tidak sempurna,” ujarnya dalam saluran Youtube Deddy Corbuzier pada Minggu, 19 September.

Meski demikian, Gus Miftah merasa yakin bahwa kejadian tidak mengenakan ini membawa pelajaran positif bagi Deddy dan juga dirinya.

“Saya pikir itu salah satu proses belajar yang harus kamu lalui. Mungkin dalam tahapan belajar pasti ada salahnya,” tutur dia.

Sejatinya, tokoh Islami tersebut menyadari betul keterbatasan pengetahuan yang dimilikinya sehingga membebaskan Deddy menimba ilmu dari siapapun. Pasalnya, dia paham jika ilmu yang dibawa seseorang manusia biasa tidaklah benar-benar sempurna dan tidak mungkin mencakup hal apapun.

“Di wilayah ini saya akan ngomong bahwa saya tidak pernah meminta Deddy untuk hanya belajar dari saya, tapi dengan semua orang. Dan salah satu pembelajaran mungkin dengan kasus kemarin ini,” tegas dia.

Sebagai informasi, dalam podcast-nya Deddy Corbuzier mengakui kesalahan yang dia perbuat terkait dengan komentar santri menghafal Alquran dengan menutup telinga ketika sedang menunggu giliran vaksinasi.

“Pertama-tama saya mau minta maaf sebesar-besarnya karena kemarin saya bodoh dan mengomentari masalah santri yang tutup kuping. Saya tidak bisa melihat situasi pada saat itu. Saya pikir santri-santri sedang mengantri vaksin, lalu dilarang dengar musik oleh gurunya,” kata Deddy.

Dia juga menjelaskan bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan serta pasti akan membuat salah lagi di masa mendatang.

“Saya juga tidak sempurna, dan pasti bakal buat salah lagi. Jadi kalau mengharapkan saya menjadi sempurna di sepanjang waktu, saya minta maaf saya tidak bisa. Buat semua saudara-saudara saya yang terganggu, tersinggung, juga untuk para santrinya, karena masih banyak yang harus saya pelajari tentang agama dan tentang manusia. Tapi ini tidak apa-apa karena saya suka belajar. Jadi terima kasih, dan saya minta maaf atas kegaduhan yang terjadi,” jelas dia.