Kutuk Serangan 'Teroris' Terhadap Muslim di Kanada, PM Pakistan Ajak Lawan Islamofobia
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. (Wikimedia Commons/Chatham House)

Bagikan:

JAKARTA - Menghubungkan serangan fatal terhadap sebuah keluarga Muslim di Kanada dengan gelombang Islamofobia yang berkembang di dunia Barat, Perdana Menteri Pakistan mendesak masyarakat internasional untuk bertindak 'secara holistik' untuk melawan fenomena yang meningkat pesat.

"Sedih mengetahui pembunuhan keluarga Muslim Kanada asal Pakistan di London, Ontario. Tindakan terorisme yang terkutuk ini mengungkapkan Islamofobia yang berkembang di negara-negara Barat," kata Imran Khan di Twitter, seperti dilansir Yenisafak, Selasa 8 Juni. 

"Islamofobia perlu dilawan secara holistik oleh komunitas internasional," tegas Imran  Khan.

Diketahui, empat anggota keluarga muslim asal Pakistan tewas ketika seorang sopir truk pickup, Nathanial Veltman, 20 tahun, dengan sengaja menabrak mereka di London, Ontario, Kanada Minggu malam waktu setempat.

Anggota keluarga lainnya, seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun, selamat dari serangan itu dan berada di rumah sakit, di mana dokter menyebut kondisinya serius tetapi tidak mengancam jiwa.

Nama-nama para korban belum dirilis, tetapi polisi mengatakan mereka adalah dua wanita, berusia 74 dan 44 tahun, seorang pria berusia 46 tahun dan seorang gadis berusia 15 tahun.

Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi mengatakan, pria itu berasal dari Kota Lahore di timur laut Pakistan dan merupakan fisioterapis profesiona. Keluarga itu telah pindah ke Kanada 14 tahun yang lalu.

“Ini adalah tindakan terorisme yang terang-terangan,” kata Qureshi kepada media lokal Samaa News, mendesak Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau untuk 'masuk' melindungi komunitas Muslim di negaranya.

"Ini merupakan uji coba bagi pemerintah dan masyarakat Kanada," tukasnya.

Qureshi menyarankan, Perdana Menteri Trudeau mengikuti langkah Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, yang mendapat pujian global atas tindakannya setelah penembakan Maret 2019 di dua masjid di Christchurch, yang menewaskan 51 jemaah dan 40 lainnya terluka.

Untuk diketahui, aparat keamanan di London, Ontario mengatakan para korban menjadi sasaran kejahatan kebencian anti-Islam.

"Ada bukti bahwa ini adalah tindakan yang direncanakan, direncanakan, dimotivasi oleh kebencian," Inspektur Detektif Paul Waight dari departemen kepolisian London, Ontario, mengatakan kepada wartawan, seperti melansir Reuters.

"Diyakini bahwa para korban ini menjadi sasaran karena mereka Muslim," tandas Waight.