Terlena dan Abai Pada Prokes, IDI Aceh: Siap-siap Gelombang Kedua COVID-19
Ilustrasi-Warga turun dari kapal (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh menilai masyarakat telah longgar dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Imbasnya, potensi lonjakan kasus COVID-19 bisa terjadi. 

Demikian pernyataan Ketua IDI Aceh dr Safrizal Rahman dikutip dari laporan Antara, Jumat, 30 April. “Tanpa kerjasama kita semua, gelombang kedua (COVID-19) yang biasanya lebih besar dari gelombang pertama akan terjadi di Aceh." 

Dia menjelaskan, dalam beberapa bulan terakhir penambahan kasus COVID-19 di Aceh di bawah angka 10 orang. Namun selama dua pekan terakhir kasus baru rata-rata bertambah di atas angka 50 orang. Meski belum diketahui apakah virus terus menular itu merupakan varian baru atau varian lama.

Safrizal mengatakan, lonjakan drastis itu karena masyarakat mulai abai prokes menyusul menurunnya kasus COVID dalam beberapa bulan terakhir. Belum lagi antusiasme terhadap vaksinasi COVID-19 bagi beberapa kelompok yang masih rendah.

Dalam catatan sejarah, pandemi tidak hanya datang sekali, tetapi ada fase penurunan kasus dan kembali dengan gelombang kedua yang lebih besar.

“Apa yang terjadi di India membuktikan itu. India sudah hampir mengatakan mereka bisa herd immunity, vaksinasi diberikan hampir 100 juta orang, kondisi sudah tenang, kemudian masyarakat merasa sudah selesai, berlaku seolah-olah normal dan akhirnya kini terjadi ledakan berikutnya,” kata Safrizal.

Gelombang kedua lonjakan kasus COVID-19 dapat dicegah. Masyarakat hanya perlu meningkatkan kewaspadaan dan menjadikan India sebagai pelajaran dalam penanggulangan COVID-19.

Apalagi, kata dia, COVID-19 varian India B1617 tersebut penularannya sudah sampai di Sumatera. “Bahkan disinyalir bukan hanya sampai, tapi sudah menjadi transmisi atau sudah menyebar ke orang lain,” katanya.

Oleh sebab itu IDI meminta masyarakat menerapkan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas interaksi serta mencegah dan menghindari kerumunan. Di samping pemerintah terus melanjutkan program vaksinasi COVID-19.

“Harap terus menjaga dan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar jangan abai. Karena tipe apapun dalam virus ini kalau bukan dengan protokol kesehatan maka tidak bisa kita lawan,” kata Safrizal.