Magelang – Menjelang puncak Perayaan Waisak 2569 BE, Senin, 12 Mei siang, Menteri Kebudayaan Fadli Zon melakukan inspeksi ke kawasan Candi Borobudur, Magelang. Ia meninjau kesiapan sarana dan fasilitas pendukung perayaan, termasuk lokasi ibadah dan kegiatan umat Buddha dari berbagai daerah.
Didampingi Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irine Umar, Direktur Utama InJourney, Maya Watono, jajaran Kementerian Kebudayaan, perwakilan Kementerian Agama, dan Dirjen Bimas Buddha, Menbud menegaskan pentingnya menghadirkan pengalaman spiritual yang khidmat, nyaman, dan berkesan bagi umat Buddha yang beribadah di candi Buddha terbesar di dunia itu.
Fadli Zon menekankan bahwa Borobudur harus dikembangkan sebagai pusat spiritualitas dan kebudayaan dunia, sekaligus menjadi destinasi pilgrimage global bagi umat Buddha.
“Perayaan Waisak ini menjadi momentum untuk memperkuat posisi Borobudur sebagai pusat kebudayaan dunia. Ke depan, kami akan membahas berbagai upaya lintas sektor untuk mewujudkan ekosistem budaya yang tangguh dan berdampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk menjalankan amanat Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan No. 5/2017, dengan prinsip keberlanjutan dan pelibatan semua pihak, baik pusat maupun daerah. “Pelestarian cagar budaya bukan semata menjaga warisan, tapi menjadikannya bagian aktif dari pembangunan,” lanjut Menbud.
BACA JUGA:
Dalam kunjungan tersebut, Fadli Zon juga menerima bendera kirab Waisak dari Dirjen Bimas Buddha, Kemenag, yang sebelumnya memimpin prosesi kirab dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Ia sempat berdiskusi dengan Ketua Umum DPP WALUBI, Hartati Murdaya, terkait rencana jangka panjang pengelolaan kawasan suci Borobudur.
Panitia memperkirakan puluhan ribu umat Buddha akan hadir tahun ini pada puncak acara yang digelar sekitar pukul 23.55 malam ini. Tahun lalu, sekitar 37.000 umat memadati kawasan Borobudur. Rangkaian acara akan digelar secara hybrid dan ditayangkan melalui kanal YouTube resmi DPP WALUBI, memungkinkan umat dari seluruh dunia ikut merayakan secara daring.
Menbud juga meninjau proses penataan Museum Borobudur. Ia meminta agar museum tersebut tidak hanya menampilkan koleksi biasa, tetapi juga mampu menghidupkan cerita relief, termasuk instrumen musik yang terpahat di dinding candi.