Bagikan:

JAKARTA - Presiden Tayyip Erdogan mengatakan Turki tidak memperkirakan situasi negatif bagi perdagangan, produksi, dan ekspornya sebagai dampak dari tarif Presiden AS Donald Trump, yang mulai berlaku pada Rabu.

Turki termasuk di antara negara-negara yang lolos dari tarif "timbal balik" AS terendah sebesar 10% dan dipandang sebagai salah satu dari segelintir negara yang muncul sebagai pemenang potensial.

Dalam pidatonya di hadapan anggota parlemen Partai AK yang berkuasa, Erdogan mengatakan program ekonomi Turki telah membuatnya tangguh terhadap guncangan eksternal.

Turki mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dalam jangka menengah hingga panjang dibandingkan dengan negara-negara sejenis.

"Ada ketidakpastian serius di dunia, tetapi ada program ekonomi kuat yang menerangi jalan Turki," kata Erdogan dilansir Reuters, Rabu, 9 April.

"Kami pikir kami akan mengatasi periode ini lebih mudah daripada banyak negara karena kami adalah salah satu negara dengan tarif rendah,” sambungnya.

Erdogan mengatakan proses disinflasi Turki terus berlanjut dan disiplin belanja dan langkah-langkah penghematan yang dimulai pemerintah tahun lalu akan berlanjut tahun ini.

Turki, yang ekspor besi, baja, dan aluminiumnya terpukul oleh tarif AS sebelumnya, sekarang akan diuntungkan karena pedagang global lainnya menanggung pungutan yang lebih tinggi.