Iran Peringatkan Amerika Serikat akan Terkena Imbas Jika Perang di Gaza Terus Berlanjut
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian. (Twitter/@IRIMFA_EN)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian memperingatkan pada Hari Kamis, jika pembalasan Israel terhadap militan Palestina Hamas di Gaza tidak berakhir, maka Amerika Serikat bisa terkena imbasnya.

"Saya katakan terus terang kepada negarawan Amerika, yang kini menangani genosida di Palestina, kami tidak menyambut baik perluasan perang di wilayah tersebut. Namun jika genosida di Gaza terus berlanjut, mereka tidak akan luput dari serangan ini," katanya dalam pertemuan darurat Majelis Umum PBB mengenai krisis Gaza, melansir Reuters 27 Oktober.

Lebih jauh Ia mengatakan, Hamas telah mengatakan kepada Iran siap untuk melepaskan sandera sipil, dengan dunia harus mendorong pembebasan 6.000 warga Palestina di penjara-penjara Israel.

"Republik Islam Iran siap memainkan perannya dalam upaya kemanusiaan yang sangat penting ini, bersama dengan Qatar dan Turki. Tentu saja, pembebasan 6.000 tahanan Palestina merupakan kebutuhan dan tanggung jawab komunitas global," ujarnya.

Israel diketahui telah berjanji untuk memusnahkan Hamas, yang menguasai Gaza, sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang dan menyebabkan ratusan orang disandera. Israel telah menyerang Gaza dari udara, melakukan pengepungan dan mempersiapkan invasi darat.

Hingga Hari Kamis, Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel terhadap Jalur Gaza mencapai 7.028 jiwa, mengutip Daily Sabah.

Juru bicara kementerian Ashraf al-Qedra menguraikan, jumlah korban tewas, termasuk sekitar 2.913 anak-anak, 1.709 wanita dan 397 orang lanjut usia. Sedangkan korban luka-luka mencapai 18.484 orang.

Diketahui, jumlah korban tewas kali ini tercatat menjadi yang tertinggi di Gaza, sejak Israel menarik diri dari wilayah tersebut tahun 2005 silam.

"Pendudukan Israel dengan sengaja melakukan 731 pembantaian terhadap keluarga. Kami menerima 1.650 laporan orang hilang, termasuk 940 anak-anak yang masih tertimbun reruntuhan," ungkap al-Qedra.

Ia menambahkan, pasukan Israel dengan sengaja menargetkan 57 fasilitas layanan kesehatan, menyebabkan 12 rumah sakit dan 32 pusat perawatan primer tidak berfungsi, serta 101 petugas medis tewas dalam serangan tersebut.