BMKG Prakirakan Aceh Masih Dilanda Cuaca Ekstrem, Belokan Angin Bisa Sebabkan Hujan Deras Disertai Petir
ILUSTRASI- Awan hitam bergelayut di langit Kota Lhokseumawe, Aceh. (ANTARA)

Bagikan:

BANDA ACEH - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar memprakirakan cuaca di wilayah Aceh masih diguyur hujan sedang hingga deras pada awal bulan ini. Warga diminta selalu siaga terhadap bencana hidrometeorologi.

“Potensi curah hujan ini berdampak banjir di wilayah bantaran sungai atau wilayah dataran rendah, daerah hilir serta tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi,” kata Kasi Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad di Banda Aceh, dikutip Antara, Selasa, 2 Februari.

Zakaria menjelaskan terdapat belokan angin atau shearline di sekitar wilayah Aceh, sekaligus arus siklonik di Samudra Hindia Barat Aceh yang dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan.

Kondisi ini dapat mengakibatkan fenomena cuaca ekstrem, seperti hujan deras yang disertai petir dan angin kencang, baik siang maupun malam hari.

Daerah yang berpotensi cuaca ekstrem itu meliputi wilayah dataran tinggi, seperti Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara. Kemudian pantai timur Aceh, seperti Pidie, Pidie Jaya, Bireuen dan Aceh Timur.

Selanjutnya hampir semua wilayah di pantai barat selatan Aceh, seperti Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan dan Kota Subulussalam.

“Peringatan dini cuaca yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas tinggi ini termasuk kategori empat. Pada kategori ini pesawat bisa ditunda atau dibatalkan sementara penerbangannya,” katanya.

Zakaria juga mengingatkan agar warga selalu waspada terhadap bencana hidrometeorologi, terutama potensi yang dapat berdampak banjir untuk daerah aliran sungai, persawahan, genangan di perkotaan, wilayah hilir dan bahkan bisa terjadi banjir bandang.

“Perlu juga diwaspadai potensi gelombang laut tinggi yang dapat mencapai 4 meter di wilayah Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Selatan, Samudera Hindia Barat Aceh, dan sekitarnya,” katanya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat 79 kali kejadian bencana selama Januari 2021 di Aceh, yang didominasi bencana banjir yang dipicu akibat curah hujan dengan intensitas tinggi.

“Dari seluruh kejadian bencana yang berjumlah 79 kali, banjir mendominasi sebanyak 29 kali kejadian,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas.

Banjir paling banyak terjadi di Aceh Timur sebanyak enam kali, yang merendam 504 unit rumah warga tersebar di 69 desa pada 22 kecamatan. Warga terdampak 7.348 jiwa dalam 1.978 kepala keluarga dengan kerugian mencapai Rp2,9 miliar.

“Banjir juga terjadi di Aceh Tamiang sebanyak 5 kali kejadian tersebar di 64 desa pada 19 kecamatan yang merendam 63 rumah dan berdampak pada 28.100 jiwa dalam 7.763 kepala keluarga,” kata Ilyas.