Seorang Perawat Tega Habisi Tujuh Bayi yang Baru Lahir dan Coba Bunuh Enam Lainnya
Ilustrasi. (Pexels/Ekaterina Bolovtsova)

Bagikan:

JAKARTA - Pengadilan di Inggris memutuskan seorang perawat bersalah pada Hari Jumat, lantaran tega membunuh tujuh bayi yang baru lahir di unit neonatal sebuah rumah sakit tempatnya bekerja.

Lucy Letby (33) dinyatakan bersalah dalam kasus pembunuhan lima bayi laki-laki dan dua bayi perempuan di Rumah Sakit Countess of Chester dan menyerang bayi baru lahir lainnya, yang mayoritas dilakukannya saat bekerja shift malam pada rentang waktu 2015-2016.

Proses pengadilan terhadapnya sudah berlangsung selama 10 bulan di Manchester Crown Court, menjadikan Letby sebagai salah satu pembunuh berantai di Inggris.

Selain dinyatakan bersalah, dia dinyatakan tidak bersalah atas dua percobaan pembunuhan lainnya, sementara juri tidak dapat sepakat dalam enam dugaan serangan lainnya.

Jaksa mengatakan kepada juri selama persidangan, Letby meracuni beberapa bayi korbannya dengan menyuntikan insulin kepada mereka, sementara yang lain disuntik dengan udara atau memaksa memasukan susu, terkadang melibatkan beberapa serangan sebelum mereka meninggal.

"Saya sengaja membunuh mereka, karena saya tidak cukup baik untuk merawat mereka," kata sebuah catatan tulisan tangan yang ditemukan oleh petugas polisi yang menggeledah rumahnya setelah dia ditangkap, melansir Reuters 18 Agustus.

"Saya orang jahat yang mengerikan," tulisnya. "AKU JAHAT, AKU MELAKUKAN INI".

Beberapa dari mereka yang dia serang adalah saudara kembar - dalam satu kasus dia membunuh kedua saudara kandungnya. Di kasus lain, dia tega melakukan percobaan pembunuhan hingga tiga kali terhadap seorang bayi perempuan, sebelum usahanya berhasil pada upaya keempat.

"Lucy Letby dipercaya untuk melindungi beberapa bayi yang paling rentan. Mereka yang bekerja bersamanya tidak tahu, ada seorang pembunuh di tengah-tengah mereka," kata Pascale Jones, jaksa senior dari Crown Prosecution Service.

"Dia melakukan yang terbaik untuk menyembunyikan kejahatannya, dengan memvariasikan cara dia berulang kali menyakiti bayi dalam perawatannya," terang jaksa Jones.

Kejahatan Letby terungkap, ketika seorang dokter senior mengkhawatirkan jumlah kematian yang tidak dapat dijelaskan di unit neonatal, tempat bayi prematur atau sakit dirawat, selama 18 bulan sejak Januari 2015.

Dengan dokter tidak dapat menemukan alasan medis, polisi dipanggil. Setelah penyelidikan panjang, Letby, yang telah terlibat dalam perawatan bayi, diduga sebagai pelakunya.

Di rumahnya setelah penangkapannya, detektif menemukan dokumen dan catatan medis yang merujuk pada anak-anak yang terlibat dalam kasus tersebut. Dia juga melakukan pencarian media sosial terhadap orang tua dan keluarga bayi yang terbunuh.

Letby menangis ketika dia memberikan kesaksian selama 14 hari, mengatakan dia tidak pernah mencoba menyakiti bayi-bayi itu dan hanya ingin merawat mereka, mengatakan ada ketidakamanan dan kondisi kotor di bangsal neonatal yang mungkin menjadi faktor penyebabnya para bayi meninggal.

"Saya tidak pernah membunuh seorang anak atau menyakiti salah satu dari mereka," katanya. Dia mengklaim empat dokter telah bersekongkol untuk menyalahkannya atas kegagalan unit tersebut.

Sementara itu, penuntut mengatakan dia adalah seorang pembohong yang dingin, kejam, penuh perhitungan yang telah berulang kali mengubah akunnya tentang peristiwa dan catatannya harus diperlakukan sebagai pengakuan.

Adapun detektif yang melakukan penyelidikan mengatakan, mereka tidak menemukan hal yang aneh tentang kehidupan Letby dan tidak dapat menentukan motif apa pun mengapa dia menjadi seorang pembunuh.

"Satu-satunya orang yang bisa menjawabnya... adalah Lucy Letby sendiri," kata Inspektur Detektif Paul Hughes yang memimpin penyelidikan.

"Sayangnya, saya rasa kita tidak akan pernah tahu kecuali dia memilih untuk memberi tahu kita," tandasnya.

Polisi sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut selama Letby bekerja sebagai perawat di rumah sakit dan di rumah sakit lain di Liverpool tempat dia menjalani pelatihan, untuk mengidentifikasi jika ada korban lagi.

"Ada sejumlah kasus yang merupakan penyelidikan aktif yang telah diberitahukan kepada orang tua," kata Hughes.

Vonis hukuman terhadap Letby akan dijatuhkan pada Hari Senin. Ia diperkirakan akan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.