Kapal Prancis dan KRI Spica-934 Survei Bersama di Perairan Sabang
DOK ANTARA/Perairan Sabang Aceh

Bagikan:

JAKARTA - Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Danpushidrosal) Laksamana Madya Nurhidayat mengatakan kapal survei Angkatan Laut Perancis Beautemps Beaupre telah melaksanakan survei bersama dengan TNI AL di perairan Sabang, Aceh.

"Soal kapal survei sudah dua minggu lalu datang di Sabang. Satu kapal dari Prancis ini ingin bekerja sama dengan Pushidrosal," ujar Nurhidayat dalam acara Pekan Olahraga TNI AL Wilayah Barat (Porwilbar) TNI AL Tahun 2023 di Lapangan Trisila, Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Timur dilansir ANTARA, Senin, 10 Juli.

Adapun kapal survei Perancis itu telah tiba di Dermaga Umum Kontainer Terminal 3 Sabang sekitar dua minggu yang lalu. Untuk itu, pihaknya pun sudah mengirimkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Spica-934.

Nurhidayat menjelaskan KRI Spica-934 dan kapal Beautemps Beaupre akan memitigasi bawah laut di perairan Sabang. Mitigasi ini, kata Nurhidayat, tentu akan membuat hidup masyarakat lebih nyaman karena sudah terbiasa mewaspadai bencana.

"Tidak menutup kemungkinan di dalam laut itu ada bentukan patah-patahan baru, gunung-gunung baru atau mungkin obstacle lain yang memungkinkan kita harus perhatikan. Kami harus sampaikan kepada dunia bahwa ada potensi-potensi bahaya di laut," ujarnya.

Dia menerangkan TNI Al juga memperhatikan kondisi kehidupan di darat. Pushidrosal juga selalu berkomunikasi dengan pemerintah daerah (pemda) setempat, BPBD, BNPB, BMKG dan BRIN agar hasil kerja sama ini dapat disampaikan kepada pemerintah.

Nurhidayat menilai kondisi ini dapat membuat banyak kapal yang hilir mudik di perairan Indonesia.

"Artinya bahwa kita akan menjadi negara yang menjanjikan keamanan dalam bidang transportasi laut yang tentunya akan menggairahkan ekonomi dunia, khususnya perekonomian Indonesia," ucapnya.

Nurhidayat mengatakan kapal survei Perancis akan mengambil data di sekitar perairan Indonesia, tetapi masih di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia, dan kegiatan survei bersama itu akan digelar selama 60 hari.

"Ada anggota kami, dua orang yang akan ambil data. Walaupun data itu di luar, tapi data yang asli harus diserahkan ke Indonesia karena dekat Indonesia," sambung dia.

Menurut Nurhidayat, data hasil survei itu nanti akan dibagikan dalam forum dunia.

"Begitu data itu kami assesment, data jadinya, data matang kami serahkan kepada Perancis. Kami serahkan pada seluruh dunia," pungkasnya.