Iran Klaim Bangun Rudal Balistik Hipersonik, Komandan Pasukan Dirgantara IRGC: Menembus Semua Sistem Pertahanan Anti-rudal
Komandan Pasukan Dirgantara IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh. (Wikimedia Commons/Tasnim News Agency/Mahmood Hossein)

Bagikan:

JAKARTA - Iran telah membangun rudal balistik hipersonik, kantor berita semi-resmi Tasnim mengutip komandan Pasukan Dirgantara Korps Pengawal Revolusi (IRGC), meningkatkan kekhawatiran tentang kemampuan rudal Iran.

Komandan Pasukan Dirgantara IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengklaim pada Hari Kamis, rudal yang dikembangkan mampu menembus semua sistem pertahanan.,

Rudal hipersonik, seperti rudal balistik tradisional yang dapat mengirimkan senjata nuklir, dapat terbang lebih dari lima kali kecepatan suara.

"Rudal balistik hipersonik ini dikembangkan untuk melawan perisai pertahanan udara," kata Hajizadeh, melansir Times of Israel dari Fars 10 November.

"Itu akan mampu menembus semua sistem pertahanan anti-rudal," klaim sang jenderal, seraya menambahkan dia yakin akan memakan waktu puluhan tahun sebelum sebuah sistem yang mampu mencegatnya dikembangkan.

"Rudal ini, yang menargetkan sistem anti-rudal musuh, merupakan lompatan generasi yang hebat di bidang rudal," ujarnya.

Rudal ini sulit untuk dicegat, lantaran dapat terbang setidaknya lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dan pada lintasan yang kompleks.

"Rudal ini memiliki kecepatan tinggi dan dapat bermanuver masuk dan keluar dari atmosfer," terangnya seperti melansir Reuters.

Namun, belum ada laporan tentang rudal semacam itu yang sedang diuji oleh Iran. Sementara, kekhawatiran tentang rudal balistik Iran berkontribusi pada keputusan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump untuk menarik diri dari Kesepakatan Nuklir 2015 pada tahun 2018.

Pekan lalu, Iran mengatakan telah menguji Ghaem 100, kendaraan peluncuran ruang angkasa tiga tingkat pertamanya, yang akan mampu menempatkan satelit seberat 80 kg (180 pon) di orbit 500 km (300 mil) dari permukaan bumi, menurut media negara.

Amerika Serikat menyebut tindakan seperti itu "mengganggu stabilitas" karena percaya kendaraan peluncuran ruang angkasa dapat digunakan untuk mengangkut hulu ledak nuklir. Kendati, Iran membantah ingin mengembangkan senjata nuklir.