Pidato Jokowi Singgung Politik Identitas Itu Peringatan Keras, Bima Arya Ajak Masyarakat Jangan Kembali Terjebak
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto (ANTARA/HO)

Bagikan:

BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto sepakat dengan pesan Presiden Joko Widodo agar Indonesia tidak kembali terjebak ke dalam politik identitas pada Pemilu 2024 untuk meraih kejayaan bangsa.

"Tetapi presiden mengingatkan dengan sangat keras tadi, itu semua bisa hilang ketika kita kembali lagi ke politik identitas. Jadi pesan presiden kan begitu," kata Bima Arya usai mengikuti Pidato kenegaraan Jokowi di Kompleks Parlemen, Senayan dikutip dari Antara, Senin, 16 Agustus.

Bima berpandangan, bahwa apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam pidato jelang HUT ke-77 RI ini angka-angka keberhasilan menanggulangi COVID-19, kemudian kepemimpinan di tingkat global melalui G20, pengendalian angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi dapat menjadi optimisme kejayaan Indonesia.

Namun demikian, jika momentum pemilu yang tinggal sekitar dua tahun lagi untuk menentukan pemimpin bangsa ke depan terjebak ke dalam politik identitas bisa membuyarkan harapan tersebut.

"Kalau kita terjebak kembali menuju 2024, kembali ke politik identitas, maka itu enggak ada gunanya semua. Saya kira itu poin yang paling bisa diambil dari presiden tadi," katanya.

Presiden Joko Widodo mengajak segenap pihak untuk terus mendukung penuh tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang terus disiapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Tahapan Pemilu yang sedang dipersiapkan oleh KPU harus kita dukung sepenuhnya," kata Presiden Jokowi saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.

Presiden juga mengingatkan agar masyarakat maupun elite politik untuk terus mendewasakan demokrasi Indonesia dan memperkuat konsolidasi nasional dengan menghindari politik identitas serta politisasi agama demi mencegah polarisasi sosial.

"Saya ingatkan, jangan ada lagi politik identitas. Jangan ada lagi politisasi agama. Jangan ada lagi polarisasi sosial. Demokrasi kita harus semakin dewasa. Konsolidasi nasional harus diperkuat," ujar Presiden.