ACEH - Mengontrol diri bukanlah perkara yang mudah. Meski demikian, ini bisa dilatih dan diajarkan sejak dini. Kemampuan yang berhubungan dengan emosi bisa Anda ajarka kepada anak ketika mereka telah berusia 2 tahun, yaitu saat anak Anda mulai diajari cara bersosialisasi atau mengunjungi fasilitas publik. Cara mengajari anak mengendalikan diri merupakan tips yang penting bagi para orang tua dalam mendidik anak.
Efeknya akan positif, baik saat anak masih kecil maupun ketika mereka menginjak usia dewasa. Anda tentu merasa tidak enak atau bingung jika anak nangis dengan suara yang keras ketika diajak ke pusat perbelanjaan. Jika anak telah bisa--setidaknya belajar--mengontrol diri, hal tersebut bisa ditangani dengan lebih mudah. Berikut ini VOI sampaikan beberapa tips yang bisa Anda lakukan, dikutip dari Kids Health Organization.
BACA JUGA:
Cara Mengajari Anak Mengontol Diri
1. Memberi contoh yang tepat
Banyak literatur menjelaskan, anak-anak adalah peniru yang baik. Sementara, orang tua adalah teladan bagi putra-putrinya. Oleh sebab itu, orang tua perlu emberikan contoh secara tepat dalam keterampilan pengendalian emosi. Mudahnya, orang tua harus mengendalikan emosi di depan anak-anaknya.
2. Mengalihkan perhatian anak sesuai usia
Ketika anak-anak hendak melampiaskan emosi, baik dengan membanting mainan, merusak barang di rumah, ataupun berteriak dengan kencang, Anda bisa mencoba mengalihkan perhatiannya secara tepat. Apabila anak-anak berusia di atas 2 tahun, berilah mainan atau aktivitas positif yang lain. Berikan pula jeda untuk menunjukkan konsekuensi dari ledakan amarah. Ajarkan bahwa lebih baik meluangkan waktu sendiri daripada membuat ulah.
3. Memuji anak saat berhasil mengendalikan diri
Pujian adalah salah satu bentuk apresiasi. Pujian juga merupakan cara memberi tahu anak-anak mana yang tepat atau tidak boleh dilakukan. Perhatikan secara cermat, Anda perlu memberikan pujian di saat yang tepat. Terlalu sering memberikan pujian juga akan membuat apresiasi jadi tidak bermakna dan diingat sebagai sebuah pembelajaran.
4. Mengenalkan konsekuensi dari tindakan
Saat anak-anak masuk sekolah atau berusia antara 6 hingga 9 tahun, mereka lebih mampu memahami gagasan konsekuensi ketika berperilaku baik ataupun buruk. Ini perlu dibicarakan secara terbuka agar mereka tahu kapan harus berhenti dan harus mematuhi aturan.
Sebelum merespons sebuah situasi, mereka perlu waktu menenangkan diri. Berilah mereka waktu jeda kemudian ajaklah bicara mengenai setiap konsekuensi yang akan dialami ketika melakukan hal-hal yang merugikan.
5. Ajak berdiskusi tentang akar masalah
Setiap tindakan punya latar belakang tertentu. Buat anak-anak yang lebih besar, sekitar usia 10 hingga 12 tahun, mereka sudah mengenal betul tentang pemikiran dan perasaan. Oleh karena itu, mereka lebih bisa diajak menganalisis tentang akar sebuah masalah dan pemicu sikap tak terkontrol.
Sebelum mengobrol, beri mereka waktu untuk merenungkan atau merefleksikan situasi yang membuat mereka marah atau merespons situasi dengan rasa marah. Kemudian, pujilah mereka saat menggunakan keterampilan pengendalian diri.
6. Orang tua perlu bersikap tegas
Bersikap tegas bukan dengan memarahi, memukul, membentak, atau bahkan mendiamkan anak-anak. Bersikap tegas berarti mendisiplinkan dengan mengakui hak mereka sebagai manusia. Artinya, cobalah untuk berbincang secara jujur. Jelaskan bahwa tindakan yang tak terkontrol bisa berefek jangka panjang, yang tak hanya merugikan dirinya sendiri tetapi juga orang di sekitarnya.
Artikel ini telah tayang dengan judul Butuh Kesabaran, Ajarkan 6 Cara Ini Agar Anak Mampu Mengontrol Diri.
Selain cara mengajari anak mengontrol diri, ikuti berita Aceh terkini. Klik link tersebut untuk berita paling update wilayah Aceh.