Menlu Retno: Indonesia Konsisten Minta Perang Rusia dan Ukraina Dihentikan Demi Kemanusiaan
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi (Foto: Nailin In Saroh/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyatakan, Indonesia konsisten meminta perang Rusia dan Ukraina segera dihentikan. Sebab, jika perang terus berlanjut maka akan menyebabkan kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk.

"Jika perang tidak dihentikan maka kondisi kemanusiaan di Ukraina semakin memburuk," ujar Menlu Retno dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 6 April.

Saat ini, kata Retno, ada 4,2 juta orang mengungsi ke luar Ukraina dan 6,5 juta pengungsi internal. "Serta jumlah korban jiwa semakin besar," lanjutnya.

Retno mengatakan, Indonesia berharap perundingan antara Rusia-Ukraina lebih diintensifkan untuk mencari penyelesaian damai, gencatan senjata, dan pemberian bantuan kemanusiaan.

Dia mengungkapkan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina Emine Dzhaparova di Doha pada 27 Maret 2022. Serta bicara melalui telepon dengan pada Februari 2022.

"Saya bertemu empat mata dengan Menteri Lavrov (Menlu Rusia Sergei Lavrov) di Tunxi, pada 20 Maret," katanya.

Menlu Ukraina, kata Retno, menyampaikan bahwa bahan pangan di Ukraina semakin menipis akibat perang. Olah karena itu, menurutnya, Ukraina dalam beberapa kali kesempatan pertemuan dengan negara-negara lain meminta bantuan pangan termasuk kepada Indonesia.

"Demi kemanusian, Indonesia mempertimbangkan memberikan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Ukraina," katanya.

Selain itu, Retno juga menyampaikan langkah aktif Indonesia dalam menjalin komunikasi dengan berbagai negara termasuk Ukraina dan Rusia terkait kondisi perang di Ukraina.

Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, kata dia, selalu disampaikan pokok-pokok pesan bahwa Indonesia konsisten untuk memegang prinsip penghormatan kedaulatan dan integritas wilayah.

"Indonesia memilih 'yes' untuk resolusi aggression against Ukraine pada 2 Maret 2022 dan resolusi humanitarian consequences of the aggression against Ukraine pada 24 Maret 2022," kata Retno.