Sebut Serangan Pasukan Ukraina ke Donetsk Tidak Diliput, Duta Besar Rusia Berharap Media AS Tidak Memihak
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov. (Wikimedia Commons/U.S Mission Geneva/Eric Bridiers)

Bagikan:

JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov mengungkapkan harapan tulusnya, media yang berbasis di Amerika Serikat akan berhenti menghasut apa yang dia sebut sebagai Russophobia dan bergerak untuk mempublikasikan reportase mereka secara tidak memihak.

"Kami berharap pers Amerika akan berhenti menghasut Russophobia dan akan menyajikan penilaiannya dengan cara yang tidak memihak,” kata Antonov dalam komentar untuk Newsweek, yang diunggah ke Facebook oleh Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat, melansir Sputnik News 15 Maret.

Dia juga menilai sebagian besar media Barat memaksakan persepsi sepihak kepada audiens tentang peristiwa yang sedang berlangsung di Ukraina, secara konsisten menghadirkan Rusia sebagai agresor.

Antonov mencatat, saluran televisi AS tidak meliput pasukan Ukraina yang menyerang Donetsk pada 14 Maret, menyebutnya memiliki perasaan tidak ada yang peduli.

Lebih jauh dia mengatakan, dia merasa "tidak ada yang mengingat kebebasan berbicara dan pluralisme pendapat" di AS, bertentangan dengan apa yang dikodifikasikan dalam Konstitusi AS.

Antonov mengungkapkan, satu-satunya ancaman bagi warga sipil di Ukraina adalah dari milisi bersenjata nasionalis Ukraina. Dan, pasukan Rusia disebutnya hanya menargetkan infrastruktur militer di negara itu.

Selain itu, dia juga menggarisbawahi, "hanya fasilitas infrastruktur militer yang dihancurkan oleh senjata presisi Rusia."

Kelompok bersenjata sayap kanan Ukraina "menempatkan tank dan artileri di dekat taman kanak-kanak dan sekolah, melengkapi posisi menembak di atap rumah, bersembunyi di belakang wanita dan anak-anak untuk memprovokasi sebanyak mungkin korban sipil," tutur Antonov.

Kremlin memulai operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari, sebagai tanggapan atas seruan dari Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk untuk perlindungan terhadap serangan pasukan Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan, tujuan dari operasi militer khususnya adalah "perlindungan orang-orang yang telah mengalami pelecehan dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun."

Menurut Presiden Rusia, demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina akan dibawa ke pengadilan untuk semua penjahat perang yang bertanggung jawab, atas kejahatan berdarah terhadap warga sipil di Donbass.

Adapun Kementerian Pertahanan Rusia mengulangi, operasi militer khusus menargetkan infrastruktur militer Ukraina saja, semnetara penduduk sipil tidak dalam bahaya dari tindakan militer Rusia.

Kementerian juga mengeluarkan pernyataan yang menyatakan, pasukan DPR dan LPR sedang mengembangkan serangan dengan dukungan tentara Rusia.

Untuk diketahui, Kremlin telah berulang kali mengatakan bahwa tidak ada rencana untuk pendudukan Rusia di Ukraina. Negara-negara Barat dan negara-negara lain di seluruh dunia telah memberlakukan berbagai sanksi yang melumpuhkan terhadap Rusia.