Pandemi akan Berubah Jadi Endemi, IDI Kasih Catatan ke Pemerintah untuk Persiapan
Ilustrasi Pandemi COVID-19 di Indonesia. (Antara/Reuters/Lim Huey Teng)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah telah mengumumkan setelah dua tahun pandemi COVID-19 di Indonesia akan berubah ke fase endemi. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar meminta pemerintah mempersiapkan secara matang di tengah meningkatnya kasus penularan harian.

Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin memberikan catatan perubahan fase menjadi endemi harus didukung sinergi pemerintah dan masyarakat.

Dia menjelaskan, salah satu yang harus diperkuat pemerintah untuk beralih fase adalah basis data. Menurutnya, di Indonesia sering masih ditemui persoalan ketiadaan data sebagai dasar pengambilan kebijakan berbasis bukti.

"Di Indonesia, kasus pertama terjadi 2 Maret 2020 dan sampai hari ini ada 5,5 juta orang sudah terinfeksi, 148 ribu lebih jiwa meninggal dunia karena COVID-19. Tidak lama lagi ini akan menjadi endemi biasa," ujarnya, Sabtu, 5 Maret, dikutip dari Antara.

Yudi menyebut, terdapat diskrepansi antara data pemerintah pusat dan daerah. Dia menambahkan, tidak seluruh penyajian data dilakukan secara riil dan terbarukan.

"Perbedaan data ini mengakibatkan pengambilan keputusan untuk kebijakan pandemi sering kali menjadi tidak sinkron," katanya.

Yudi menerangkan, untuk masuk ke fase endemi, protokol kesehatan di semua instansi, gedung, wisata, rumah ibadah, tempat hiburan, dan lainnya harus tegas dan disiplin diterapkan. Kemudian terus mendorong percepatan vaksinasi secara menyeluruh di semua lapisan umur.

"Prokes plus vaksin harus dipersiapkan, jangan cepat terlena melihat angka pasien yang terpapar sudah landai dalam 3-4 bulan," tuturnya.

Untuk mengubah kondisi menjadi endemi atau hidup berdampingan dengan virus, kata dia, tentu memerlukan cara pandang hidup dan kondisi yang baru. Cara pandang ini yang akan membawa Indonesia mendekati situasi yang normal.

Lebih lanjut, Yudi menambahkan hal lain yang harus terus dipersiapkan oleh pemerintah, sehingga masyarakat tidak kaget saat perubahan situasi terjadi adalah memasifkan sosialisasi dan edukasi.

"Semua upaya yang ada perlu disertai edukasi yang mumpuni agar berdampingan bersama COVID-19 nantinya bukan hanya slogan saja," ujarnya.

Selain itu, kata dia, pemerintah juga harus terus aktif melaksanakan testing dan penelusuran (tracing). Hingga ada jaminan pada fasilitas respon kesehatan yang lebih mumpuni dari awal pandemi COVID-19 hingga beberapa tahun ke depan di semua tingkatan .

Yudi menekankan, IDI Kota Makassar mewanti-wanti pemerintah dan masyarakat terkait perubahan menuju fase endemi butuh proses. Tidak bisa langsung seperti main sulap.

"Semua kebijakan dalam proses transisi yang akan dilalui bersama tentunya tidak dapat dilakukan secara terburu-buru dan hanya mengikuti tren yang ada," tandasnya.