Berikan Batasan untuk Hindari Pengaruh Buruk Gawai terhadap Kemampuan Berbicara Anak
Ilustrasi-(Foto: DOK ANTARA)

Bagikan:

ACEH - Seftiana Sari, psikolog, mengingatkan para orang tua untuk segera melakukan pembatasan penggunaan gawai terhadap anak usia pra sekolah. Hal ini terkait pengaruh buruk gawai terhadap kemampuan berbicara anak. 

Dia mengatakan, penggunaan gawai yang berlebih akan mempengaruhi percepatan kemampuan anak lancar berbicara atau mengalami delay speech, dikutip VOI dari Antara.

Batas Waktu Penggunaan Gawai oleh Anak

Menurutnya, satu hingga satu setengah jam dalam sehari merupakan batas maksimal yang direkomendasikan oleh psikolog kepada orang tua untuk memberikan kesempatan bagi anak bermain sambil belajar memanfaatkan fitur gawai. Lebih dari durasi tersebut anak akan ketergantungan dan menjadi pasif.

Hal tersebut karena melalui pembelajaran dengan gawai, anak-anak di usia pra sekolah cenderung hanya menjadi penerima dan mendapatkan bahasa reseptif. Seftiana menjelaskan, penyebabnya adalah komunikasi yang diberikan melalui fitur pembelajaran di gawai hanya tersampaikan secara terbatas satu arah. Oleh sebab itu, anak akan sulit untuk mencernanya.

Dia merekomendasikan, yang lebih tepat untuk dilakukan oleh orang tua adalah mengintensifkan komunikasi secara langsung dengan sang anak. Melalui komunikasi langsung, baik verbal maupun nonverbal, akan ada interaksi timbal balik yang dapat mengasah kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik anak di usia emasnya itu.

Ia menjelaskan contohnya melalui percakapan yang sederhana misal seperti "baby mau apa? Mama ada permen, saya kasih permen ya, baby mau permen warna apa?"

Maka dengan begitu anak bisa mendapatkan pilihan yang bisa dipegang dan dilihat secara nyata sehingga menstimulus otaknya berfikir, bergerak kemudian berbicara.

"Cara itu sangat lebih baik ketimbang dia hanya mendengar dari gadget saja karena untuk improve bahasa dan ekspresinya mereka gak bakal mengerti," kata dia.

Meskipun bukan hal yang mudah untuk melakukannya namun, ia menyakini orang tua bakal mampu melakukannya demi tumbuh kembang anak yang lebih optimal.

Sebab berdasarkan kajian psikolog anak, dua tahun terakhir ini tercatat ada sekitar 60-70 persen orang tua di Sumatera Selatan yang merasa teryakinkan untuk memberikan waktu luang kepada buah hatinya bermain gawai pintar itu sehari-hari karena manfaat dan kemudahannya fitur di gawai tadi.

Pengaruh Buruk Gawai untuk terhadap Kemampuan Berbicara Anak

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga, Gizi Masyarakat, dan Anak Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Lisa, mengatakan pada prinsipnya penggunaan gawai pada anak pra sekolah itu baik karena bisa menjadi rangsangan pendengaran mereka kemudian berbicara.

"Sebab kemampuan berbicara anak itu erat kaitannya dengan pendengaran mereka. Itu karena anak hanya akan menerima apa yang didengar dan dilihatnya saja," kata dia.

Namun memang, kata Lisa, yang harus menjadi catatan penting bagi orang tua adalah anak jangan terlalu lama menggunakan gawai dan harus ada pendamping.

Menurut dia, masa tumbuh kembang anak mulai berusaha untuk berbicara sejak ia bisa mengkonsumsi makanan selain susu atau pada usia enam bulan ke atas lalu kemampuan bicaranya akan lebih jelas pada usia 1,5 tahun.

Maka selama masa tersebut anak harus terus mendapatkan teman yang mengajaknya berkomunikasi sehingga mereka bisa terlatih untuk berbicara sebab selain mendengar juga harus ada yang ia dipraktekkan.

"Artinya peran orang tua sangat penting mengawali tumbuh kembang anak," kata dia.

Artikel ini telah tayang dengan judul Psikolog Sebut Gadget Salah Satu Penyebab Anak Speech Delay Jika Tidak Dibatasi.

Selain pengaruh buruk gawai terhadap kemampuan berbicara anak, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Aceh.