ACEH – Belum lama ini Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, menetapkan status tanggap darurat bencana terkait awan panas dan guguran Gunung Semeru berlangsung selama 30 hari. Hal tersebut menyusul terjadinya erupsi Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember.
"Status tanggap darurat terhitung mulai 4 Desember 2021 sampai dengan 3 Januari 2022," terang Plt. Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, Senin, 6 Desember, seperti dikutip VOI.
BACA JUGA:
Selain itu, Thoriqul juga menetapkan Komando Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru yang dipimpin oleh Komandan Distrik Militer 0821 Lumajang.
Korban Erupsi Gunung Semeru
Berdasarkan data per tanggal 5 Desember pukul 17.30 WIB, jumlah korban meninggal akibat letusan Gunung Semeru adalah 14 orang.
"Korban meninggal dunia teridentifikasi di dua kecamatan, yaitu 11 orang meninggal dunia di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 3 orang meninggal dunia di Kecamatan Candipuro," terang Abdul Muhari.
Tercatat, 56 orang mengalami luka-luka akibat erupsi tersebut. Sebanyak 35 orang dirawat di rumah sakit.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan, sebanyak 5.205 jiwa terdampak sebaran awan panas guguran erupsi Gunung Semeru.
"Sampai saat ini BPBD setempat masih melakukan pendataan terkait jumlah korban terdampak dan perkembangan jumlah orang yang mengungsi menjadi 1.300 jiwa," ujarnya.
Kejadian sebaran awan panas guguran Gunung Semeru juga menyebabkan beberapa rumah warga tertutup material vulkanik serta jembatan Gladak Perak di Curah Kobokan yang menjadi akses penghubung Lumajang dan Malang terputus.
Artikel ini telah tayang dengan judul Erupsi Gunung Semeru, Status Tanggap Darurat Ditetapkan Hingga 3 Januari 2022.
Selain erupsi Gunung Semeru, ikuti berita serta info menarik dari dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI Aceh.
Terkait
