Ada 22 Turunan COVID-19 Varian Delta di Indonesia, Delta Plus Belum Ditemukan
Ilustrasi (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Juru bicara dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebut saat ini tercatat 22 turunan atau variasi dari varian COVID-19 jenis Delta.

Sehingga, jika ditambah dengan varian Delta itu sendiri, sudah ada 23 jenis. Sementara, di seluruh dunia tercatat sudah ada sekitar 75 turunan dari varian Delta.

"Kita sudah menemukan turunan dari varian Delta di Indonesia ini sebanyak 22 jenis. Secara total, jika digabungkan dengan B1617 (varian Delta), sudah ada 23," ujar Nadia dalam diskusi virtual, Kamis, 4 November.

Kata Nadia, provinsi yang melaporkan temuan kasus COVID-19 varian Delta paling banyak berada di kawasan padat, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

"Paling tinggi itu di DKI Jakarta dengan 1.300 sudah terdeteksi varian Delta. Kalau di Jawa Tengah ada sekitar 300-an. Di Jawa Barat ada 700-an varian Delta yang sudah dilaporkan," ungkap Nadia.

Adapun variasi turunan COVID-19 varian Delta di Indonesia yang sudah ditemukan seperti B1617.2, AY.1, AY.11, hingga AY16. Sementara, varian AY.4.2 atau Delta Plus yang paling baru terdeteksi di Inggris dan Singapura belum tercatat di Indonesia.

Nadia menyebut, kehadiran varian Delta dengan semua turunannya mesti diwaspadai. Sebab, varian Delta memiliki kemampuan penularan yang lebih cepat dibanding COVID-19 aslinya.

"Tentunya ini yang menjadi kewaspadaan kita jangan memberi kesempatan varian delta berkembang lagi lebih lanjut," ungkapnya.

Mengantisipasi hal ini, Nadia menuturkan ada 2 cara yang dilakukan pemerintah. Pertama adalah penguatan pintu masuk Indonesia dengan mensyaratkan vaksinasi bagi setiap orang yang masuk ke Indonesia. Kedua, melakukan tes PCR hingga karantina bagi pelaku perjalanan internasional.